Senin, 07 Agustus 2017

Robot ala Anak Pinggiran



ROBOT jangan hanya menjadi mimpi anak Jepang atau Eropa saja. Anak-anak di pinggiran Indonesia juga berhak bermimpi merakit sebuah robot. Robotika, atau ilmu tentang robot, kini mulai populer di kalangan anak-anak.

Hanya saja, mahalnya biaya untuk membeli peralatan hingga suku cadang membuat aplikasi robotika hanya bisa dilakukan mereka yang berduit tebal. Robotika memang sudah mulai diajarkan di sejumlah sekolah.

Namun kebanyakan, mereka sebatas membuat robot sederhana dengan kemampuan terbatas. Apalagi jika tidak karena persoalan biaya tadi. Banyak aplikasi sederhana yang dibuat anak SMK di Kabupaten Kudus yang memanfaatkan mekanika dan robotika.

Hanya, tak adanya dana pengembangan membuat produk sangat awal itu kembali masuk peti, tersimpan di gudang, dan dilupakan. Padahal, minat anak-anak pada robotika sangat tinggi. Banyaknya perlombaan yang digelar menjadi salah satu alasannya. Alasan lain, sederet judul film berkisah robot membuat anak-anak berimajinasi membuat robotnya sendiri.

Tak ingin imajinasi anak tentang robot hanya berhenti di angan-anak, komunitas Koin Pintar Kudus menggandeng kelompok IT Smart mengajak anak-anak di sekolah dasar pinggiran Kabupaten Kudus berkenalan dengan seluk-beluk dunia robotika.

Mereka diajak merakit robot sederhana. Robot berbentuk mobil dengan dua roda besar itu diprogram untuk misi sederhana : ikut lomba tarik tambang. Meski terdengar sederhana, nyatanya merakit dan memrogram robot itu tak sesederhana yang dibayangkan.

Meski njlimet, toh anak-anak menyukainya. Muhammad Farel Regan dan Fajar Agus, bocah kelas V SDN 4 Pasuruhan Kidul terlihat sibuk mengutak atik robot kecil di depannya. Ditemani seorang instruktur, mereka serius memrogram robot yang sudah rampung dikerjakannya.

Sorak-sorai belasan bocah lain yang ikut kontes tarik tambang robot tak mereka pedulikan. Farel dan Fajar terlihat larut di depan laptop yang mereka gunakan untuk memrogram robot di depannya. “Merakit robot susah, tapi menyenangkan,” kata Farel bersemangat.


Koordinator Koin Pintar Dimas Bagus Permadi sengaja menggelar kelas inspirasi robotika sebagai lanjutan kegiatan kelas mimpi dan plesir koin yang digagas komunitasnya. Ia sengaja mengundang komunitas robotika di Kudus untuk berbagi ilmu dengan anak-anak sekolah dasar.

Dimas menyadari robotika selama ini dikenal sebagai kegiatan mahal. Mereka yang terjun ke dunia robotika juga kebanyakan orang-orang mampu. Karena itu ia memfasilitasi anak-anak di sekolah pinggiran untuk mengenal lebih jauh dunia robot secara gratis.

Koin Pintar merupakan komunitas yang menggalang koin (uang receh) untuk membantu siswa kurang mampu. Donasi yang terkumpul disalurkan ke anak asuh untuk membantu biaya sekolah. Sejak terbentuk setahun lalu, sudah, ada lima anak asuh Koin Pintar.

Satu siswa duduk dibangku SMP, empat lainnya masih di sekolah dasar. Selain menggalang dana uang koin, mereka juga aktif menggelar kegiatan edukatif seperti kumpul di taman, sekolah taman, kelas mimpi, dan plesir koin (mengajak piknik anak asuhnya).

0 komentar:

Posting Komentar