Jumat, 20 November 2015

Wisata Kopi di Kaki Muria

Hutan Muria yang masih terjaga kelestariannya 


JIKA anda mengenal Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus hanya sebatas tempat wisata religi karena terdapat makam salah satu wali songo, Sunan Muria, maka sisi lain desa di kaki Muria ini perlu anda tengok.

Di balik bukit tempat makam Sunan Muria, terdapat hamparan kebun kopi seluas sekitar 99 hektare. Konon, kebun kopi ini merupakan peninggalan Belanda. Warga Colo sudah mengelolanya secara turun temurun.

Kopi menjadi pendapatan sampingan warga. Tak ayal hutan Muria di Desa Colo masih terjaga. Pantang bagi warga merambah hutan. Mereka sudah cukup mengandalkan perekonomian keluarga dari berdagang atau menjadi tukang ojek peziarah Makam Sunan Muria, serta hasil bertani dan kopi.

Kopi menjadi berkah bagi warga Colo. Sejumlah pemuda desa “menggarap” kebun kopi menjadi objek wisata baru. Mereka membentuk kelompok sadar wisata, sejak Colo ditetapkan sebagai rintisan desa wisata, 2012 lalu.

Kucuran anggaran sekitar 170 juta dalam dua tahap digunakan untuk menata kebun kopi. Dana tersebut digunakan untuk membangun gardu pandang, wahana flying fox, kamar kecil portabel, dan menata jalur tracking dan lahan untuk perkemahan di tengah kebun kopi.

Flying fox di atas kebun kopi menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung, selain sensasi tracking dan berkemah di tengah kebun kopi. Butuh nyali besar untuk menaklukkan flying fox di atas kebun kopi Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Meski sudah mengenakan pengaman harness dan helm, tetap saja “terbang” sejauh 250 meter di atas rerimbunan pohon kopi membuat degup jantung bertambah kencang.

Uji Adrenalin dengan flying fox di atas kebun kopi 

Wusss... tubuh melayang seketika sesaat setelah petugas memberi aba-aba. Sejumlah pengunjung bahkan tak kuasa untuk berteriak keras. Menjadi sensasi tersendiri ketika kaki menyentuh ranting pohon besar di sekitar jalur flying fox.

Hanya dalam hitungan detik, tubuh sudah berpindah ke bukit di seberang. Rasanya jantung mau copot saat kali pertama mencoba wahana tersebut. Tapi setelahnya, justru ingin lagi dan lagi. Pengunjung juga tertarik dengan sensasi ngopi di kebun kopi.

Kopi Muria Siap Panen 

Mereka diajak memilih biji kopi robusta terbaik, mengolah hingga menjadi bubuk kopi, menyeduh, hingga menyeruput di tengah hamparan tanaman kopi. Nyanyian satwa Muria dan malam menjadi pelengkap nikmatnya menyerutup kopi Muria.

Menanam bibit kopi menjadi pengalaman tak terpisahkan dalam paket wisata yang disiapkan pengelola desa wisata. Karena itu mereka menyebut paket wisata edukasi kopi dalam daftar mereka.

Datanglah sepanjang Bulan Juni hingga Agustus. Saat itu tanaman kopi mulai berbuah. Jika beruntung, anda akan ikut serta dalam pesta wiwit kopi yang digelar warga saat panen raya tiba.
Untuk menikmati paket wisata kopi, datanglah berkelompok, minimal 20 orang. Harga paket wisata yang dipatok berkisar Rp 55 ribu hingga Rp 120 ribu per orang. Desa Colo pun mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Wisata kebun kopi ini memang idealnya dinikmati secara ramai-ramai. Kopi memang asyik jika dinikmati bersama-sama, dengan dibungkus perbincangan atau diskusi apa saja.

Puas berwisata kopi, pengunjung pun tak perlu pusing mencari buah tangan. Oleh-oleh buah-buahan seperti jeruk pamelo (jeruk bali), alpukat, pisang byar, delima, parijoto, atau umbi-umbian mudah ditemui di Colo. Pengelola wisata juga menjual berbagai kerajinan kayu pakis aji (tolak tikus), hingga kopi bubuk kemasan.

Belakangan mereka juga memproduksi batik dengan motif lokal seperti siem, kopi, dan pakis. Mau makan, pecel pakis khas Colo menjadi hidangan khas yang banyak dijumpai.Melihat banyak hal ditawarkan di Colo, rasanya ingin bermalam lagi di spot terbaik di kaki Muria itu.

Oleh-oleh Khas Muria 

0 komentar:

Posting Komentar