Kamis, 30 November 2017

Satire Pilkada di Panggung Stand Up Comedy

Lomba Stand Up Comedy Pilkada Kudus


DARI dulu, kaos calon bupati di Pilkada hanya begitu-begitu saja. Kaos warnanya putih, kainnya tipis mirip saringan teh, dan ada gambar calonnya. Sebagai seorang komedian tunggal, Doni Prabowo (19) mengaku resah.

Doni mengusulkan sesekali calon kepala daerah membuat kaos pilkada yang keren. Warna biru dongker. Bahannya dari kain sutera, biar kuat dan tahan lama (emang sutera yang itu?). Trus, bagian belakangnya diberi tulisan tahanan.

“Setidaknya setelah Pilkada bisa dipakai orang yang keluar masuk penjara. Setidaknya bermanfaat untuk mengurangi sampah masyarakat,” ujar Doni.

Menghubungkan kaos pilkada dan mengurangi sampah masyarakat adalah satire yang cerdas. Lihat saja bagamana para caleg atau calon kepala daerah yang berbusa-busa penuh janji untuk menggaet pemilih. Setelah jadi, tak sedikit yang ‘tercyduk’ OTeTe KPK.

Lihat Video Doni DI SINI

Menertawakan Pilkada dan seabrek tingkah laku politikus menjadi bahan empuk para komika di panggung lomba lomba Stand Up Comedy bertemakan Pilkada di Auditorium Universitas Muria Kudus (UMK), Rabu (29/11/2017).

Mengangkat tema pilkada ke atas panggung lawak tunggal tentunya bukan hal yang mudah. Tema ini cukup berat. Sebab tema Pilkada selama ini kerap dibahas sebagai sesuatu yang berat dan membosankan. Pilkada dikonotasikan sebagai hal-hal serius hingga persaingan merebut kekuasaan pemerintah.

Namun Dony dan 19 komika (sebutan pelawak tunggal) mampu menyampaikan isu seputar Pilkada ke dalam humor dan lawakan cerdas. Sebagian memang garing lawakannya. Namun beberapa mampu dengan cerdas mengkritik para politikus lewat humor yang disampaikan.

Lomba Stand Up Comedy digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kudus bekerjasama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kudus.


Ketua KPU Kudus Moh Khanafi menilai lomba serupa penting untuk membuka kran pemikiran yang lain terkait isu seputar Pilkada. Menyampaikan isu Pilkada dengan cara yang cerdas efektif tentunya menjadi ajang sosialisasi pelaksanaan Pilkada itu sendiri.

Menurut dia, tentunya menjadi hal yang menarik ketika komedian memandang pelaksanaan Pilkada dari sudut pandang yang berbeda. KPU Kabupaten Kudus, lanjut Khanafi, sudah berupaya keras menggelar sosialisasi ke semua lapisan masyarakat.

BACA JUGA : SOSIALISASI PILKADA LEWAT CORAT-CORET MURAL

Para pemilih pemula termasuk menjadi sasaran sosialisasi Pilkada. Salah satunya melalui lomba stand up comedy yang diikuti para anak-anak muda. Anak muda sebagai pemilih pemula memiliki posisi yang posisinya Pilkada. Karena itu sebagai pemilih pemula, para pemuda harus jeli mencermati setiap kandidat yang berlaga di Pilkada.

Lewat panggung lawak tunggal itu ia pun mempersilakan bagi para komika untuk mengkritik penyelenggara Pemilu. “Jika diketahui ada penyelenggara Pilkada yang tidak benar. Apalagi sampai bermain mata dengan peserta pemilu. Laporkan saja,” katanya.

Sosialisasi pelaksanaan Pilkada memang perlu dilakukan dengan cara-cara baru. Salah satunya melalui panggung komedi tunggal. Kesuksesan Pemilu tentunya tidak serta merta diukur dari tingkat partisipasi masyarakat.

Peran aktif masyarakat dalam mengawal setiap tahapan pelaksanaan Pilkada menjadi tolok ukur untuk melihat sejauh mana antusiasme masyarakat untuk menentukan nasib daerahnya lima tahun ke depan.

Doni Prabowo keluar sebagai juara pertama lomba stand Up Comedy tersebut. Juara dua dan tiga masing-masing diraih Rengga dan Setiono. Sementara pemenang harapan I dan II yakni Syafrian dan Ustur Raa’id.

1 komentar:

  1. Kreatif juga ya KPU Kudus dalam menggelar Pilkada. Itu semua komika lokal ya, gak ada komika yang sudah terkenal?? Saya juga suka liat stand comedy, lawakannya cerdas, sampai-sampai kita sebagai penonton harus mencerna arti dari lawakannya.... Good job

    BalasHapus