Minggu, 14 Januari 2018

Uji Irit BBM Yamaha Matic Mio S

Satu Liter BBM, Touring “Tipis-tipis” Keliling Kudus

Helmnya lupa ganti. wkwkwkwk...
AKHIR pekan lalu, Sabtu (13/1) sore, Saia berkesempatan menjajal Yamaha Mio S Motor matic teranyar keluaran Yamaha ini diklaim irit bahan bakar karena mengusung teknologi blue core terbaru.

Jika sedang berkendara dan lampu eco berwarna hijau menyala, itu artinya mesin bekerja efektif dan irit bahan bakar. Jika lampu tidak menyala, itu artinya kamu boros bahan bakar.

Sebenarnya agak kagok naik matik. Dengan tinggi badan sekitar 176 centi meter, menunggangi matic adalah siksaan bagi punggung yang mulai menua.


Sebulan terakhir, Saia memang lebih sering naik matic kemana-mana. Tapi beda merek sama si Mio S. Hanya saja, akrab dengan si matic adalah keterpaksaan saja mengingat sejak akhir tahun musim hujan sedang asyik-asyiknya.

Touring “tipis-tipis” bareng si mungil Mio S ini sebenarnya adalah sebuah tantangan adu irit bahan bakar. Sebanyak 20 orang pengendara berkesempatan menunggangi Mio S dengan takaran bahan bakar yang sama.

Para rider yang berasal dari kalangan wartawan, blogger, vlogger, dan pegiat medsos diajak keliling kota Kudus naik si Mio S. Peserta berkonvoi mengunjungi sejumlah spot wisata di Kota Kudus, mengendarai Mio S.

Start dari GOR Bung Karno Kudus, para rider bergerak ke arah selatan menuju Museum Kretek. Sekitar 20 menit para rider menikmati koleksi satu-satunya museum yang memamerkan produk kretek di dunia itu.

Urip mung mampir selfie hahaha
Puas berfoto-foto, iring-iringan para rider yang dikawal patwal Kepolisian ini pun kembali bergerak ke arah selatan. Gerbang Kudus Kota Kretek (GK3) menjadi tujuan berikutnya. Sampai di landmark Kudus yang berbatasan dengan Kabupaten Demak itu, para rider kembali berfoto-foto.

Lihat video touring uji iritnya DI SINI

Puas pose cantik di Taman Hutan Kota Tanggulangin yang bersebelahan dengan GK3, para riders pun kembali turun aspal menuju spot terakhir, Menara Kudus.
Tujuannya tak lain untuk : foto-foto lageeeeee.

Sudah itu, lanjut jalan lagi ke “down town” alun-alun Kota Kudus. Belok ke atah utara, iring-iringan rider berhenti di salah satu rumah makan ayam bakar, tak jauh dari Alun-alun Kota Kudus.

Foto-foto lagi? Bukan gaeees. Kali ini untuk isi bensin. Makaaaaannn...!
Di tempat ini, teknisi Yamaha menghitung konsumsi bahan bakar para rider. Meski mengendarai jenis motor yang sama, jarak tempuh sama sekitar 15 kilometer, dengan takaran BBM sama persis, ternyata tingkat konsumsi bahan bakar berbeda-beda.

Selfie di Gerbang Kudus Kota Kretek
Cara berkendara dan berat badan rider menjadi faktor “lain” keiritan motor, selain tetunya teknologi ramah lingkungan yang diusung motor anyar ini. “Dengan teknologi Blue Core yang diusung Mio S ini, tingkat konsumsi bahan bakar lebih irit 50 persen,” kata Zaldiansyah Perdana, Promotion Manager PT Yamaha Indonesia Manufacturing area Jateng –DIY.

Yamaha Mio S dengan teknologi Blue Core yang bisa dibilang iritnya “sempurna”. Begitu klaim Yamaha. Tak hanya irit di konsumsi BBM, tetapi juga hemat di biaya perawatan. Mesinnya tangguh karena dilengkapi dengan forged piston dan diasil cylinder

Mio S diluncurkan akhir 2017 lalu. Matic terbaru Yamaha ini mengedepankan konsep namun tetap fungsional. Matic 125 cc ini merupakan pengembangan generasi Mio, trend setter sepeda motor matic indonesia.
Selfie di depan rumah adat Kudus koleksi Museum Kretek
Tiga Fitur Andalan

Fitur Mio S juga sangat mendukung pengendara untuk berkendara irit yakni : mesin berteknologi Blue Core 125 cc, eco lamp indicator, dan ban tubeless yang lebar.

Ban tubeless yang lebar membuat pengendara semakin nyaman dan aman beraktifitas karena tidak khawti akan ban yang bocor. Tidak perlu sering-sering isi ulang udara ban dan juga semakin responsif.

Ketiga fitur ini sangat membantu pengendara berkendara irit. Mesin yang responsif dan irit BBM, eco lamp indicator membantu pengendaa berkendaa dengan irit, ban tubeless yang lebar membuat nyaman dan aman dijalan.
Isi BBM sebelum berangkat
Nina, salah seorang pegiat medsos yang ikut touring keliling Kudus sepertinya menikmati perjalanannya dengan Mio S. Sementara Fariz Wijaya yang gemar touring ke berbagai daerah menyebut motor matic memang cocok untuk “kota-kota” saja.

“Bagasinya lumayan besar dan sudah pakai remote. Jika sedang parkir dan lupa di mana kendaraan. Tinggal dipencet dan cari dari mana sumber suara remot berasal,” katanya.

Sama halnya dengan Fariz, Saia pun jika boleh memilih, sepertinya Mio S ini paling cocok buat mbak-mbak mahasiswa atau emak-emak yang pengin irit saja.

Tapi jika untuk jarak dekat atau “kota-kota” saja, pakai matic pun gaaas aja....!

0 komentar:

Posting Komentar