Selasa, 25 Desember 2018

Dolan Kudus, Jangan Lupa Cicipi Sate Rusa Margorejo

omonganem sate rusa

SATE kerbau, sate kambing, sate kerang, sate apa lagi? Bosan mencoba sederet kuliner daging bakar itu? Sesekali coba lah menu tak biasa yang ada di Desa Margorejo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ini. SATE RUSA.

Sate dari hewan yang dilindungi negara ini dijual bebas di Kedai RA (Redi Ayu) di pinggir jalan Desa Margorejo. Setiap yang datang di kedai RA selalu menyimpan pertanyaan yang mengganjal. Bolehkan rusa dikonsumsi? Bukankah hewan bertanduk itu masuk kategori dilindungi?

Pertanyaan itu wajar. Kedai RA yang menempati gedung eks SDN 4 Margorejo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus itu menawarkan menu "langka" : sate rusa. Ada juga gulai rusa sebagai menu pelengkapnya.

Pengunjung yang datang pun tak sungkan menanyakan legalitas daging rusa yang dipesannya. Kepada pengunjung yang bertanya, Sunarti, salah seorang pengelola selalu memastikan sate daging rusa yang dijualnya berasal dari rusa legal karena berasal dari penangkaran resmi.

Daging rusa di kedai yang berada di kompleks kolam pemancingan Redi Ayu Margorejo ini pun dibatasi. Sehari hanya 2 kilogram daging rusa yang diolah. Daging sebanyak itu menjadi 240 tusuk. Satu porsi terdiri atas 10 tusuk sate rusa.

Dengan bumbu kecap dan bawang, sekilas sate rusa tak beda dengan menu sate lainnya. Perbedaan sate rusa baru terasa saat mengunyah dagingnya. Daging rusa terasa lembut. Tak banyak serat seperti daging lainnya.

omonganem sate rusa
sumber IG @kenfbalqis_
Seporsi sate rusa dijual seharga Rp 30 ribu. Untuk gulai seharga Rp 15 ribu per porsi. Daging rusa terasa lembut karena yang dipotong adalah rusa yang usianya sekitar dua tahunan.

Jika kebetulan rusa tua yang dipotong, Sunarti biasanya merendam daging terlebih dahulu dengan air perasan nanas. Nanas membuat daging lebih empuk.

Sunarti mengelola kedai RA bersama dua emak-emak Margorejo lainnya yakni Siti Khumaidah dan Muthohroh. Jangan datang ke kedai ini pada pagi hari. Pasalnya, Kedai RA baru buka pukul 16.00 WIB dan tutup pada pukul 20.00 WIB. “Makan satai paling enak pada sore hari,” kata Sunarti meyakinkan saya saat berkunjung ke kedai RA.

omonganem sate rusa

Tak sulit menemukan kedai RA. Lokasinya persis berada di sebelah timur Balai Benih Ikan (BBI) Margorejo milik Pemkab Kudus. Nama Desa Margorejo memang masih asing. Namun jika menyebut nama Pelang, warga di Kudus biasanya langsung tahu.

Sebab pelang identik dengan sentra penghasil durian di Kabupaten Kudus. Sate rusa menambah daftar alasan mengapa kita harus datang ke pelang, selain untuk berburu durian.

Daging rusa Kedai RA berasal dari penangkaran rusa di Margorejo, desa wisata yang menjadi desa binaan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ahli rusa yang juga akademisi Undip Daud Samsudewa mengatakan rusa yang boleh dipotong adalah yang sudah berstatus generasi F2 atau generasi ketiga.

Selain itu, rusa juga harus telah mengantongi surat izin dari BKSDA Jawa Tengah. Rusa yang boleh dipotong pun hanya rusa jantan. Rusa betina tidak boleh disembelih karena difokuskan untuk meningkatkan populasi.

Di penangkaran rusa Margorejo, total ada sebanyak 135 ekor rusa. Dari jumlah itu, ada sekitar 40 ekor rusa yang sudah berstatus F2. Selain diambil dagingnya, rusa di penangkaran itu juga telah dimanfaatkan ranggang atau tanduknya. Mereka mengolahnya menjadi obat kejantanan. 

Rusa yang dimanfaatkan hasilnya, terutama untuk dipotong memang dibatasi untuk mengontrol konservasinya. Jadi tidak over pemotongan. Penangkaran rusa di Margorejo berada satu kompleks dengan areal kebun durian yang dikelola kelompok sadar wisata Gema Margorejo.

omonganem sate rusa


Bersama tim Tim KKN Eduwisata-KUBE Kudus Undip, kebun seluas sekitar 2 hektare milik salah seorang pengusaha di Kudus itu menjadi daya tarik desa wisata Margorejo.

So, Tunggu apa lagi. Jangan main ke mall terus. Main lah ke Margorejo. Salah satu desa di kaki Gunung Muria. Apalagi akhir Desember pas puncak panen durian pelang yang cukup terkenal itu. Jangan lupa, mampir dan cicipi kuliner Kudus sate rusa di Margorejo.




.

0 komentar:

Posting Komentar