BANGUNAN joglo dengan halaman cukup luas itu berdiri anggun dikelilingi pepohonan yang rindang. Penampakan aslinya tak jauh berbeda dari foto-foto di sebuah situs wisata Magelang, yang saya lihat seminggu sebelum menginjakkan kaki di tempat itu.
Berawal dari niat menikmati Borobudur dan Kota Magelang dari sisi yang lain, saya pun rajin menggali informasi dengan berselancar di dunia maya. Kebetulan, saya dan lima rekan berencana menikmati akhir pekan dengan berlibur di Magelang, akhir Maret lalu.
Kota itu kami pilih karena tak begitu jauh dari Kudus, tempat tinggal kami. Kebetulan juga, ada agenda organisasi yang digelar di Magelang. Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air. Sembari ada undangan, juga berpetualang di kawasan Borobudur ala-ala millennial tourism.
Tak susah mengakses informasi wisata Borobudur di internet. Informasinya banyak berserakan di situs-situs wisata hingga media sosial. Kemudahan informasi ini semakin memanjakan dalam menyusun rencana hingga menentukan lokasi mana yang hendak dikunjungi.
Maklum, waktu liburan tak panjang, harus dimanfaatkan betul-betul. Hidup di era milenial memang memudahkan dalam hal apa pun. Termasuk merencanakan wisata ala-ala milenial. Selain mengeksplor kawasan Borobudur, rafting di Sungai Elo masuk dalam daftar wajib kunjungan kami.
Hingga akhirnya, webiste www.balkondesborobudur.com mencuri perhatian saya. Akronim Balkondes ternyata kepanjangan dari Balai Ekonomi Desa. Menarik...! Membaca ada “Ndes-ndes-nya” saya yakin pasti pelayanannya akan berbau yang “Ndeso-ndeso”. Ternyata perkiraan saya tidak meleset.
Ini lah yang saya cari. Sejak ada niat ingin berwisata ke Borobudur, hotel saya coret dari daftar menginap. “Harus ada pengalaman lain,” batin saya. Sejumlah nomor homestay di internet saya hubungi. Sayang, homestay incaran sudah tidak ada kamar tersedia. Maklum, akhir pekan banyak wisatawan berkunjung ke Borobudur.
Namun saran pengelola homestay terakhir yang saya hubungi membuat saya tenang. "Tenang mas, di sini banyak homestay. Pasti ada kamar tempat menginap," katanya. Kami pun tak lagi pusing memikirkan penginapan. Bismillah saja....
Suasana eksotis di Balkondes Ngaran Borobudur |
Balkondes Borobudur terletak di Dusun Ngaran, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tak sulit mencari tempat wisata ini. Lokasinya persis di sebelah selatan Candi Borobudur.
Bangunan joglo nan eksotis menyambut setiap tamu yang mampir di tempat ini. Di bagian belakang joglo utama ada rumah-rumah panggung yang difungsikan sebagai mushola dan penginapan. Di sebelah timur ada bangunan joglo lagi untuk tempat makan pengunjung.
Di sebelahnya, ada rumah kayu jati yang dijadikan etalase oleh-oleh khas Borobudur. Mau berburu cobek batu, topeng kayu, hingga kaos bergambar candi Borobudur, semua lengkap dijajakan di sana. Pepohonan hijau menambah kerasan hingga berlama-lama di bangunan ini.
Secangkir kopi Menoreh yang menjadi suguhan tak tergantikan di tempat ini, cukup untuk mengusir penat setelah berjam-jam berkendara. Cocok sebagai mood booster, modal untuk menikmati eksotisme Borobudur yang tersohor itu.
Bangunan joglo nan eksotis menyambut setiap tamu yang mampir di tempat ini. Di bagian belakang joglo utama ada rumah-rumah panggung yang difungsikan sebagai mushola dan penginapan. Di sebelah timur ada bangunan joglo lagi untuk tempat makan pengunjung.
Di sebelahnya, ada rumah kayu jati yang dijadikan etalase oleh-oleh khas Borobudur. Mau berburu cobek batu, topeng kayu, hingga kaos bergambar candi Borobudur, semua lengkap dijajakan di sana. Pepohonan hijau menambah kerasan hingga berlama-lama di bangunan ini.
Secangkir kopi Menoreh yang menjadi suguhan tak tergantikan di tempat ini, cukup untuk mengusir penat setelah berjam-jam berkendara. Cocok sebagai mood booster, modal untuk menikmati eksotisme Borobudur yang tersohor itu.
Secangkir kopi Menoreh |
Dari Agus Budi Santoso (38) pengelola Balkondes Borobudur, saya mendapat cerita unik dibalik berdirinya Balai Ekonomi Desa (Balkondes) ini. Agus menuturkan, lokasi Balkondes Borobudur sebelumnya adalah tempat pembuangan kotoran gajah milik Taman Wisata Candi Borobudur.
Ide mendirikan Balkondes muncul ketika Pemerintah Pusat melalui Kementerian BUMN menyalurkan dana CSR percepatan pariwisata di sekitar Borobudur. Dusun Ngaran mendapat kucuran dana sekitar Rp 1 miliar dari PT Taman Wisata Candi Borobudur.
Dana ini sebesar Rp 750 juta digunakan untuk proyek fisik Balkondes. Selebihnya untuk aktivasi, modal kerja, gaji karyawan, hingga pembelian mebeler. Balkondes Borobudur mulai dioperasikan 2016.
Kemudahan akses digital memudahkan pengelola berpromosi. Bersama sebanyak 19 Balkondes lainnya di kawasan Borobudur, foto-foto dan agenda Balkondes Borobudur dipajang di website resmi Balkondes.
Joglo utama Balkondes Ngaran Borobudur |
Alasan kami ngebet ingin ke Balkondes Ngaran, Borobudur, sederhana. Selain lokasinya dekat dengan Borobudur, penataan tempatnya juga unik. di Balkondes ini juga terdapat penginapan dengan 20 kamar.
Menariknya lagi, dengan berjalan kaki sekitar 200 meter ke arah barat, kita bisa melihat puncak bangunan Candi Borobudur. Lokasinya juga tidak jauh dari objek wisata lain seperti Candi Mendut, Sungai Elo, museum kamera (Camera House Borobudur), Gereja Ayam, Puthuk Setumbu, dan objek wisata instagramable lainnya.
“Jika ingin melihat Borobudur langsung dari Balkondes, bisa coba menginap di Balkondes Tuksongo, Wanurejo, atau Karanganyar,” saran Agus yang tak pelit berbagi informasi mempromosikan Balkondes lainnya.
Namun, lagi -lagi tempat yang disarankan juga sudah penuh pengunjung. Melihat eksotisme Balkondes ngaran, saya bersama rombongan pun berniat menginap di tempat ini. Tapi lagi-lagi keinginan itu harus kami pendam dalam-dalam.
“Wah maaf mas, sudah penuh. Kalau ingin penginapan alternatif bisa menginap di homestay jaringan kami,” saran Agus yang langsung saya iyakan saja.
Duh... Saat musim Liburan, penginapan di Balkondes penuh. Menyesal juga mengapa saya tidak langsung booking saat menemukan website mereka. Alternatifnya, kita bisa menginap di homestay atau di rumah warga yang disewakan. Biasanya mereka berjejaring dengan pengelola Balkondes.
Menariknya lagi, dengan berjalan kaki sekitar 200 meter ke arah barat, kita bisa melihat puncak bangunan Candi Borobudur. Lokasinya juga tidak jauh dari objek wisata lain seperti Candi Mendut, Sungai Elo, museum kamera (Camera House Borobudur), Gereja Ayam, Puthuk Setumbu, dan objek wisata instagramable lainnya.
“Jika ingin melihat Borobudur langsung dari Balkondes, bisa coba menginap di Balkondes Tuksongo, Wanurejo, atau Karanganyar,” saran Agus yang tak pelit berbagi informasi mempromosikan Balkondes lainnya.
Namun, lagi -lagi tempat yang disarankan juga sudah penuh pengunjung. Melihat eksotisme Balkondes ngaran, saya bersama rombongan pun berniat menginap di tempat ini. Tapi lagi-lagi keinginan itu harus kami pendam dalam-dalam.
“Wah maaf mas, sudah penuh. Kalau ingin penginapan alternatif bisa menginap di homestay jaringan kami,” saran Agus yang langsung saya iyakan saja.
Duh... Saat musim Liburan, penginapan di Balkondes penuh. Menyesal juga mengapa saya tidak langsung booking saat menemukan website mereka. Alternatifnya, kita bisa menginap di homestay atau di rumah warga yang disewakan. Biasanya mereka berjejaring dengan pengelola Balkondes.
Pengunjung berburu oleh-oleh di Balkondes Borobudur |
Selain lewat website, Agus juga memanfaatkan Instagram untuk berpromosi. "Kepoin" saja akun instagram Balkondes Borobudur di sini.
Sudah sampai Balkondes, jangan lewatkan paket wisatanya. Mau berkeliling Borobudur dengan berkendara mobil VW “camat” (Safari), naik andong andong, atau bersepeda menikmati pemandangan desa. Moda transportasi itu bisa langsung dipesan di pengelola Balkondes, atau website resminya.
Bagi yang suka memacu adrenalin, jajal saja paket tour off-road di pegunungan Menoreh, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur. Mau rafting di Sungai Elo juga bisa mendapatkan harga miring jika memesan lewat Balkondes.
Gagal menginap di Balkondes Borobudur justru membawa pengalaman baru. Kami menginap di homestay milik warga. Pak Gani namanya. Pemilik homestay tempat saya menginap ini memiliki mobil klasik VW Safari warna putih yang biasanya disewakan bagi pengunjung. Karena menginap di rumahnya, saya pun diperbolehkan menjajal kemudi kendaraan klasik itu.
Pak Gani juga menawarkan harga miring untuk menikmati rafting di Sungai Elo. Tapi karena kami sudah terlanjur booking lewat penyedia jasa rafting Citra Elo yang kami pesan lewat website-nya.
Sudah sampai Balkondes, jangan lewatkan paket wisatanya. Mau berkeliling Borobudur dengan berkendara mobil VW “camat” (Safari), naik andong andong, atau bersepeda menikmati pemandangan desa. Moda transportasi itu bisa langsung dipesan di pengelola Balkondes, atau website resminya.
Bagi yang suka memacu adrenalin, jajal saja paket tour off-road di pegunungan Menoreh, Desa Candirejo, Kecamatan Borobudur. Mau rafting di Sungai Elo juga bisa mendapatkan harga miring jika memesan lewat Balkondes.
Gagal menginap di Balkondes Borobudur justru membawa pengalaman baru. Kami menginap di homestay milik warga. Pak Gani namanya. Pemilik homestay tempat saya menginap ini memiliki mobil klasik VW Safari warna putih yang biasanya disewakan bagi pengunjung. Karena menginap di rumahnya, saya pun diperbolehkan menjajal kemudi kendaraan klasik itu.
Pak Gani juga menawarkan harga miring untuk menikmati rafting di Sungai Elo. Tapi karena kami sudah terlanjur booking lewat penyedia jasa rafting Citra Elo yang kami pesan lewat website-nya.
Menjajal Kemudi VW Safari |
Menikmati pinggiran Borobudur via Balkondes sebagai pintu masuknya sungguh di luar dugaan kami. Banyak informasi menarik yang kami dapat. Terutama bagaimana mereka bisa menggerakkan ekonomi warga melalui potensi yang ada, memanfaatkan kunjungan wisatawan yang tidak putus-putusnya.
Selain itu, objek wisata buatan pun tumbuh subur di kawasan Borobudur. Semua itu bisa kita jelahi berbekal riset kecil-kecilan dari informasi yang banyak berserakan di dunia maya. Dari pengalaman menikmati eksotisme Borobudur dari sisi yang lain itu, ada sejumlah tips yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan hendak kemana kita berlibur.
Apa saja, berikut lima tipsnya :
1. Perencanaan
Di dunia yang serba digital saat ini, tidak sulit untuk melakukan riset objek wisata yang layak dikunjungi. Kita bisa meluangkan waktu dengan mengintip unggahan tempat wisata dengan tagar populer.
Catat tempat-tempat yang menarik perhatian itu. Lihat di peta, apakah lokasi-lokasi itu berada dalam jalur kunjungan yang mudah ditempuh.
Cari tempat penginapan yang pas dengan isi kantong. Semakin banyak referensi, semakin mudah menentukan pilihan. Jangan takut menghubungi nomor yang tercantum di setiap website atau akun penyedia jasa wisata untuk sekedar menggali lebih banyak informasi.
Dengan bekal informasi yang cukup, akan memudahkan dalam memutuskan akses transportasi yang hendak dipilih. Dengan perencanaan yang matang, biaya wisata pun bisa lebih dihemat.
Apa saja, berikut lima tipsnya :
1. Perencanaan
Di dunia yang serba digital saat ini, tidak sulit untuk melakukan riset objek wisata yang layak dikunjungi. Kita bisa meluangkan waktu dengan mengintip unggahan tempat wisata dengan tagar populer.
Catat tempat-tempat yang menarik perhatian itu. Lihat di peta, apakah lokasi-lokasi itu berada dalam jalur kunjungan yang mudah ditempuh.
Cari tempat penginapan yang pas dengan isi kantong. Semakin banyak referensi, semakin mudah menentukan pilihan. Jangan takut menghubungi nomor yang tercantum di setiap website atau akun penyedia jasa wisata untuk sekedar menggali lebih banyak informasi.
Dengan bekal informasi yang cukup, akan memudahkan dalam memutuskan akses transportasi yang hendak dipilih. Dengan perencanaan yang matang, biaya wisata pun bisa lebih dihemat.
Keseruan rafting di Sungai Elo |
2. Booking Tempat
Setelah mendapat tempat menginap yang diincar, segera lah melakukan pemesanan. Saat puncak kunjungan wisata, bisa jadi tempat-tempat populer di instagram atau media sosial lainnya, juga diincar oleh wisatawan yang lain.
Semakin cepat semakin baik. Memesan jauh-jauh hari juga memungkinkan untuk mendapatkan potongan harga dari penyedia jasa.
3. Go Get Lost
Ada jargon yang keren di kalangan milenials penggila wisata : Go Get Lost. Jargon ini seolah menawarkan tantangan tersendiri. Dengan tidak merencanakan apa pun, pengalaman baru penuh kejutan bisa didapatkan. Namun di sisi lain, dengan perencanaan yang minim itu kita harus siap-siap dengan pengeluaran tak terduga. Ada plus dan ada pula minusnya.
4. Siapkan Alat Dokumentasi
Berwisata tanpa meninggalkan jejak foto kurang lengkap di era millennials tourism saat ini. Foto-foto kece di tempat wisata selain menjadi dokumentasi yang penting bagi kita, juga bisa menjadi referensi penting bagi kawan-kawan kita yang lain.
Dengan mengunggah foto-foto atau video di tempat wisata, kita juga sekaligus mempromosikan keindahan alam dan budaya Indonesia.
5. Bijak Saat Berbelanja
Berwisata tanpa berbelanja juga aneh rasanya. Namun, jangan sampai kalap. Menghabiskan semua tabungan di tempat wisata juga rasanya kurang bijak. Belanjakan uang hanya untuk hal-hal yang penting. Membelikan oleh-oleh untuk kawan atau keluarga di rumah juga harus cermat agar tidak menguras kantong dalam-dalam.
Dengan perencanaan yang matang, sepertinya kita tidak akan membuang-buang waktu dan biaya untuk hal-hal yang tidak perlu. Selamat berwisata....!
Setelah mendapat tempat menginap yang diincar, segera lah melakukan pemesanan. Saat puncak kunjungan wisata, bisa jadi tempat-tempat populer di instagram atau media sosial lainnya, juga diincar oleh wisatawan yang lain.
Semakin cepat semakin baik. Memesan jauh-jauh hari juga memungkinkan untuk mendapatkan potongan harga dari penyedia jasa.
3. Go Get Lost
Ada jargon yang keren di kalangan milenials penggila wisata : Go Get Lost. Jargon ini seolah menawarkan tantangan tersendiri. Dengan tidak merencanakan apa pun, pengalaman baru penuh kejutan bisa didapatkan. Namun di sisi lain, dengan perencanaan yang minim itu kita harus siap-siap dengan pengeluaran tak terduga. Ada plus dan ada pula minusnya.
4. Siapkan Alat Dokumentasi
Berwisata tanpa meninggalkan jejak foto kurang lengkap di era millennials tourism saat ini. Foto-foto kece di tempat wisata selain menjadi dokumentasi yang penting bagi kita, juga bisa menjadi referensi penting bagi kawan-kawan kita yang lain.
Dengan mengunggah foto-foto atau video di tempat wisata, kita juga sekaligus mempromosikan keindahan alam dan budaya Indonesia.
5. Bijak Saat Berbelanja
Berwisata tanpa berbelanja juga aneh rasanya. Namun, jangan sampai kalap. Menghabiskan semua tabungan di tempat wisata juga rasanya kurang bijak. Belanjakan uang hanya untuk hal-hal yang penting. Membelikan oleh-oleh untuk kawan atau keluarga di rumah juga harus cermat agar tidak menguras kantong dalam-dalam.
Dengan perencanaan yang matang, sepertinya kita tidak akan membuang-buang waktu dan biaya untuk hal-hal yang tidak perlu. Selamat berwisata....!
Susana eksotis di Balkondes Borobudur |
Lagi ngetrend ya Balkondes. Dulunya saya nggak tahu tuh artinya Balkondes. Jadi pengin nyobain, tapi harus booking jauh-jauh hari, ya.
BalasHapusharus booking jauh-jauh hari apalagi kalo mau datang wiken. Potensi wisata desa sekarang memang sedang menjamur di mana-mana. dan potensinya luar biasa asal dikelola dengan manajemen yang baik. Contohnya Balkondes di sekitar Borobudur
Hapus