Rabu, 08 November 2017

“Helm On”, Inovasi Anti Tilang dan Anti Maling Karya Anak SMK NU Maarif


INOVASI karya anak-anak SMK ini patut diacungi jemopol. Tak ingin rekan-rekannya malas atau lupa mengenakan helm, pelajar SMK NU Maarif Kudus ini membuat inovasi teknologi yang mereka sebut “helm on”.

Tanpa helm, mesin motor tak akan menyala. Jadi, inovasi ini memaksa pengendara harus mengenakan helm saat berkendara. Selain aman untuk keselamatan saat berkendara, sistem ini bisa mengubah perilaku masyarakat untuk selalu tertib berlalu-lintas.

Sekilas, cara kerja perangkat ini cukup sederhana. Namun setelah dilihat lebih dalam, detail rangkaian helm on, cukup lah rumit. Tentunya bagi mereka yang tidak begitu paham mengenai elektornika dan pemograman.

Andriyanto guru sekaligus pembimbing proyek itu menutukan jika inovasi “helm on” sudah dirintis sejak tahun 2013. Inovasi ini kali pertama dikenalkan pada program SMK Ekspose. Saat itu tim dibimbing dua guru yakni Dimyati dan Aris Istamar. Kelompok pelajar yang ikut dalam proyek awal tersebut kini sudah lulus.

Proyek itu dilanjutkan dan dikembangkan oleh adik kelasnya hingga saat ini. Mereka terus melakukan riset dan pengembangan. Mereka merencanakan untuk menambah perangkat GPS untuk melacak keberadaan sepeda motor. Tujuannya, saat motor dicuri orang, pemilik bisa melacak di mana motornya berada.

Perangkat “helm on” dibagi dua. Yang satu dtanamkan di bawah setang sepeda motor, satu lainnya di dalam helm. Keduanya dihubungkan melalui sensor. Perangkat yang ditanam di bagian setang dilengkapi monitor kecil dan dihubungkan melalui sensor ke perangkat lain yang ditanamkan di helm pengendara.


Lihat videonya DI SINI


Sepeda motor baru bisa digunakan jika helm telah dipakai. Ketika kunci sudah dipasang pada posisi “on” dan pengendara belum mengenakan helm, maka akan muncul kalimat “Pakailah Helm, Taati Lalu-lintas” pada layak monitor.

Dalam kondisi ini, mesin motor belum bisa dinyalakan. Baru setelah helm dikenakan hingga “klik”, akan muncul tulisan “Selamat Jalan”. Mesin motor baru bisa dinyalakan dan dikendarai dengan normal.

Inovasi tim krenova SMK NU Maarif Kudus ini pernah menyabet juara pertama pada kontes inovasi yang digelar salah satu produsen sepeda motor di Indonesia, 2015. Karya tersebut dilirik Satlantas Polres Kudus dengan ikut dipamerkan saat peringatan HUT Lantas di Polda Jateng, Oktober lalu.


BACA JUGA : Robot ala Anak Pinggiran


Kasatlantas Polres Kudus AKP Eko Rubiyanto mengapresiasi inovasi tim krenova SMK NU Maarif. Kesadaran berlalu-lintas memang perlu ditunjang dengan inovasi teknologi. Seperti anjuran light on, juga didukung teknologi dari produsen sepeda motor.

Inovasi “helm on” masih butuh riset mendalam. Seperti memastikan teknologi itu aman untuk kesehatan pengendara. Riset dan pengembangan ini tentunya butuh dana besar. Ada baiknya juga mengandeng produsen sepeda motor.

Selain dana riset lanjutan, inovasi ini masih memiliki sejumlah kelemahan. Selain harganya yang saat ini masih cukup mahal, pengendara pun tidak bisa gonta-ganti helm seenaknya.

Sebab, mesin motor baru bisa menyala ketika pengendara mengenakan helm yang sudah terpasang perangkat “helm on”, yang terkoneksi dengan sepeda motor. Isu kesehatan pun perlu diberi perhatian khusus. Pasalnya perangkat helm on yang dipasang di helm berbaterai dan menyalurkan gelombang elektromagnetik. Apakah hal ini aman untuk kesehatan, butuh dukungan riset yang mendalam dan lebih luas.

Terlepas dari berbagai persoalan tersebut, inovasi karya anak SMK ini patut diapresasi positif. Bisa jadi berbagai teknologi yang ditemukan anak-anak di sekolah, ke depan akan dilirik dan diproduksi massal oleh pemodal besar.



1 komentar:

  1. Wah kalo elektromagnetik, mungkin saja ada efek sampingnya ya mas, belum lagi kalo kehujanan dan basah, takutnya kesetrum... Jadi ternyata belum go public ya?? Semoga saja cepat terealisasikan biar kesadaran berkendara semakin meningkat, khususnya pengendara sepeda motor.

    BalasHapus